Untukmembuat remote control, kita perlu menggunakan module wireless yang mampu membuat arduino kita berkomunikasi tanpa hubungan kabel dengan jarak yang cukup jauh. Berikut ini adalah rancangan atau gambar rangkaian dari project remote control arduino. Dimana disini kita menggunakan arduino nano sebagai otak utama nya. Menyalakan Lampu
CariSeleksi Terbaik dari rangkaian remote control mobil Produsen dan Murah serta Kualitas Tinggi rangkaian remote control mobil Produk untuk indonesian Market di Alibaba.com
Bedanyapada rangkaian ini remote digunakan untuk mematikan lampu. Untuk remote pemancar kita dapat menggunakan semua jenis remote control baik untuk tv, ac remote pada kipas angin. Okelah langsung aja kita lihat skemanya untuk bagian penerima remote kontrol yang akan kita pakai untuk menyalakan dan mematikan lampu .
uno ke, Rangkaian breadboard yang sudah, kita buat, tadi, menjadi, hai, pertama, kita, sambungkan, ground bagian, digital ke, sisi, negatif, dari, freeboard, dan sambungkan power, yang 5volt, ke, bagian, sisi, positif, dari, fretboard, nah, kabel, dari sensor, inframerah, yang sejajar, dari nomor, satu tadi, kita, Sambungkan, ke, bagian, digital nomor, 11.
Vay Nhanh Fast Money. Rangkaian remote kontrol lampu ini terbilang cukup sederhana dan komponen untuk merakitnya pun cukup mudah didapatkan dengan biaya yang cukup murah tetapi dengan fungsi yang unik yaitu mampu menyalakan lampu atau peralatan listrik lainnya dengan cukup mengarahkan remote ke arah sensor berupa remote TV, DVD, AC bahkan remote apapun itu yang bekerja dengan cara infrared atau biasa disebut IR LED yang merupakan sebuah dioda LED jika dalam kondisi aktif bisa mengirimkan cahaya infra merah / infra red dan umum digunakan pada remote TV, cahaya yang dikirim dari LED infra ini kemudian diterima sensor di mesin TV berupa receiver umumnya type TSOP17XX dengan XX adalah menunjukkan frekuensi dari sensor dalam satuan sensor infra TSOP1730 akan merespon cahaya infra dari IR LED yang sudah dimodulasi dengan frekuensi sebesar 30Khz. Sepengetahuan penulis cukup banyak juga pilihan range yang tersedia misalnya TSOP1730, TSOP1738, TSOP1740. Untuk TV sendiri menggunakan type sedikit kreatifitas maka bisa dibuat rangkaian saklar yang dikontrol oleh remote dengan menekan tombol apapun dan menggunakan sensor TSOP1738 sebagai penerima atau receiver nya dan nantinya dihubungkan dengan sebuah relay supaya bisa mengontrol lampu dengan tegangan 220 TSOP memiliki output low yang artinya tegangan menjadi rendah ketika cahaya infra merah terdeteksi. Bisa dilihat di rangkaian output dari sensor diumpankan ke IC CMOS 4017 sehingga output dari IC akan berupa saklar push ON/OFF ketika diterima sinyal dari lampu infra menggunakan sebuah relay 9Volt kecil dan baterai kotak 9Volt maka rangkaian akan cukup awet untuk digunakan karena penggunaan arus pada rangkaian juga sangat kecil. Dan tentu saja penggunaan tidak terbatas untuk menyalakan lampu saja namun bisa juga diganti dengan perangkat listrik adalah sarana sharing teknisi yang berpengalaman di bidang elektronika dan kelistrikan serta banyak menulis artikel tentang instalasi, reparasi dan tutorial seputar dunia elektronika Teknisi adalah sarana sharing teknisi yang berpengalaman di bidang elektronika dan kelistrikan serta banyak menulis artikel tentang instalasi, reparasi dan tutorial seputar dunia elektronikaArtikel Yang Berhubungan
1 Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control Rumagit, Wuwung, Sompie, Narasiang Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email [email protected] Abstrak - Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi. Sesuai dengan keinginan manusia yang selalu ingin melakukan pekerjaan secara cepat tanpa membutuhkan waktu yang lama dan tenaga. Seperti melakukan pengontrolan terhadap lampu dengan menggunakan saklar, menghidupkan lampu pada rumah ataupun gedung yang menguras waktu karena jarak yang berjauh-jauhan. Sistem pengontrolan dengan menggunakan remote control infrared merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Ada beberapa rangkaian utama untuk pengontrolan lampu rumah ini, diantaranya transmitter remote control yang berfungsi sebagai pengiriman data, receiver sensor TSOP 1738 yang merupakan penerima data yang dikirim oleh transmitter, mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengelolah data yang diterima oleh receiver, LCD untuk menampilkan beban lampu yang telah ON/OFF, dan terdapat toggle switch sebagai kontrol manual. ari hasil pengukuran 1-11 meter, disimpulkan bahwa remote dapat berkerja maksimal pada jarak 6 meter dan tidak terhalang media serta dapat bekerja dengan stabil pada lampu 1-16. Sedangkan pada jarak 7-11 meter, sensor tidak merespon dengan baik untuk beberapa beban lampu dikarenakan adanya noise digital. Kata Kunci Teknologi nirkabel, remote control, receiver, transmitter, mikrokontroler. I. PENDAHULUAN Keberadaan teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan taupun kegiatan kegiatan manusia. Dengan teknologi, pekerjaan yang sebelumnya dilakukan dalam jangka waktu yang lama ataupun memulai proses yang rumit dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini yang membuat teknologi berkembang dengan sangat pesat. Salah satu cabang teknologi ini adalah dibidang elektronika, contoh menjamurnya perangkat elektronik. Melalui elektronika, dapat direkayasa perangkat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Kebutuhan akan perangkat elektronika muncul karena manusia menginginkan suatu kemudahan. Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi. Saat ini sistem pengendalian pada gedung ataupun ruangan masih menggunakan sistem manual, yaitu dengan cara menekan tombol on/off saklar lampu, sehingga hal ini kurang efisien dalam melakukan pengontrolan lampu listrik tersebut dan mengakibatkan pemborosan biaya karena pemakaian yang berlebihan. Sekarang telah ada peralatan elektronik khususnya lampu listrik yang dapat dikendalikan dengan menggunakan sinar infra merah sebagai media komunikasinya. Disamping itu juga peralatan yang dikendalikan lebih dari satu buah, dan jarak masing-masing peralatan berjauhan karena ruangan yang sangat besar, maka ini tentu saja tidak menghemat waktu dan tenaga manusia, sehingga pencegahan penggunaan peralatan pengendalian lampu dan oleh pihak yang tidak berwenang tidak dapat dilakukan. Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, penulis ingin merancang sistem pengendalian peralatan listrik menggunakan remote control dalam penggendalian on/off daya listrik berbasis mikrokontroler ATMega8535. Jika menggunakan remote control ini akan membantu kita mempermudah menghidupkan atau mematikan lampudisebuah gedung ataupun ruangan, karena pada remotecontrol ini menggunakan sinar infra merah yang mempunyai jarak tembus yang jauh asal tidak ada yang menghalangi antara pemancar dengan penerima infra merah. II. LANDASAN TEORI A. Infra Merah Infra merah infrared ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya Nampak yaitu diantara 700 nm dan 1 mm. sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya, maka radiasi cahaya infra merah akan Nampak pada spectrum electromagnet dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah akan tidak tampak oleh mata, namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa / dideteksi. Infra merh dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni Near infrared – µm Mid infrared – 10 µm Far infrared 10 – 100 µm Contoh aplikasi sederhana untuk far infrared adalah terdapat pada alat-alat kesehatan. Sedangkan untuk mid infrared ada pada alat ini untuk sensor biasa, sedangkan near infrared digunakan untuk pencitraan pandangan malam seperti pada nightscoop. Penggunaan infra merah sebagai media transmisi data mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti TV, handphone, sampai pada transfer data PC. Media infra merah ini dapat digunakan baik untuk control aplikasi lain maupun transmisi data. Sifat-sifat cahaya infra merah 1. Tidak tampak manusia 2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang 3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas 2 Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan diode infra ra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih 3 – 5 meter, pancaran data harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat noise. Bentuk gelombang infra merah ah dapat dilihat pada gambar 1. Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30KHz – 40 KHz . infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi diatas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian di kodekan sebagai sebuah paket biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara 30 KHzKHz 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi idle tidak ada transmisi data adalah merupakan logika 0’, sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier. carrier Hal ini ditunjukkan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data. Bentuk modulasi infra merah dapat dilihat pada gambar 2. B. Sensor TSOP1738 Pada alat ini, logika yang di gunakan logika high, setela logika low sesaat dan itulah yang dijadikan sebagai data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high 1, tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat dilakukan. IC ini mempunyai karakteristrik yaitu akan mengeluarkan geluarkan logika high1 atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 Khz, dan IC ini akan mengeluarkan sinya Low 0 atau tegangan ± volt jika pancaran sinar infra merah dengan d frekuensi antara 38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200µs. Setelah itu, outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data. Output dari IC ini dihubungkan pada Mikrokontroler, troler, Sehingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya, maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya. Bentuk fisik dari sensor ini dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 1. Bentuk gelombang Infra merah Gambar 2. Bentuk modulasi Infra merah C. Optocoupler PC817 Optocouler adalah suatu piranti yang terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang berkerja secara otomatis, optocoupler atau optoisolator merupakan komponen penggandeng coupling antara rangkaian input dengan output yang menggunakan media cahaya opto sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian yang konduktif antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler terdiri dari 2 bagian,yaitu transmitter pengirim dan receiver penerima. Transmitter Merupakan an bagian yang terhubung dengan rangkaian input atau rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah IR LED yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal pada receiver. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan terhadap sinyal tampak. Receiver Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian output atau rangkaian beban, dan berisi komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter. Komponen en penerima cahaya ini dapat berupa photodioda ataupun photo trangsistor. Prinsip kerja dari optcoupler atau optoisolator adalah sebagai berikut. Pada saat input bernilai HIGH, maka LED pada optoisilator akan menyala dan transistor pada optoisolator ON sehingga ingga output dihubungkan dengan GROUND dan output tidak menyala. Sebaliknya saat input bernilai LOW,maka LED pada optoisolator tidak menyala dan transistor OFF. Akibatnya output mendeteksi nilai Vcc. Bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 3. Sensor TSOP1738 Gambar 4.. Optocoupler PC817 Gambar 5. Mikrokontroler ATMega8535 3 Gambar 6. Blok Diagram Sistem Gambar 8. Rangkaian Driver lampu Gambar 7. Sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 D. Mikrokontroler ATmega8535 ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit 8 CMOS berdaya-rendah rendah yang berbasis pada arsitektur AVR RISC. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock, ATmega8535 mendekati 1 MIPS Juta Instruksi Per Detik per MHz. Mikrokontroler ini terdiri atas 32 port por I/O yang terbagi menjadi empat bagian yaitu, port A, port B, port C dan port D, masing-masing masing terdiri atas 8 pin. Bentuk fisik dari mikrokontroler ini dapat dilihat pada gambar 5. III. PERANCANGAN SISTEM A. Blok Diagram Rangkaian Diagram blok pada gambar 6 menjelaskan sebagai berikut 1. Remote control berfungsi sebagai pengirim data, data ata yang dikirimkan berupa pulsa-pulsa pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi. Sinyal yang dikirimkan merupakan data-data biner. 2. Dari data yang dikirim oleh remote, remote sensor membaca dan memproses data-data data biner berupa cahaya infra merah. 3. Mikrokontroler berfungsi untuk memproses masukan dari sensor TSOP1738 dan menghidupkan atau mematikan saklar elektrik dari optocoupler. optocoupler 4. LCD Liquid Crystal Display akan menunjukkan kondisi ON/OFF dari beban lampu 1-16. 1 5. Optocoupler berfungsi sebagai saklar elektrik yang berfungsi untuk memicu relay pada rangkaian driver relay. 6. Driver relay terdiri dari 16 buah relay yang setiap relay berfungsi untuk menyalakan atau menghidupkan beban lampu. Pada rangkaian ini juga terdapat 16 toggle switch yang berfungsi sebagai saklar manual lampu. Gambar 9. Rangkaian tampilan LCD B. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler ATmega8535 tidak dapat bekerja tanpa beberapa komponen eksternal. Komponen eksternal yang dibutuhkan agar mikrokontroler ATmega8535 dapat bekerja adalah kristal yang bekerja sebagai osilator, dan condensator yang dihubungkan antara kristal dan ground, untuk mencegah osilasi tambahan. Mikrokontroler digunakan untuk memroses data dari sensor penerima TSOP 1738 yang dipancarkan oleh remote control. Kemudian sebagai output adalah tampilan pada LCD. Data dari TSOP 1738 dimasukan dalam port D, untuk LCD dikendalikan dari port C, perintah kendali untuk driver 16 lampu terdapat pada port A dan port B. Perancangan dapat dilihat pada gambar 7. C. Perancangan Rangkaian driver Lampu. Rangkaian ini berfungsi untuk menghidupkan lampu melalui sinyal dari mikrokontroler. Sinyal dari mikrokontroler akan diterima oleh optocoupler untuk kemudian diteruskan kepada transistor yang akan mengaktifkan relay. Optocoupler dapat d diaktifkan secara manual melalui saklar yang menghubungsingkatkan kolektor dan emitor pada internal optocoupler. Terdapat juga LED yang berfungsi sebagai indikator sinyal masukan dari mikrokontroler. Gambar 8. D. Perancangan Tampilan LCD Tampilan LCD telah menjadi bentuk kit dengan 16 pin. Pin-pin pin ini nantinya dihubungkan ke mikrokontroler sebagai monitor dari rangkaian input. Berdasarkan 4 hubungan pin dari LCD ke mikrokontroler dapat diklasifikasikan sifat pin tersebut, dimana pin C4-C7 adalah sebagai data, pin 4-6 adalah kontrol dan pin 1-3 adalah catu daya. Pin15 dan 16 adalah kaki anoda dan katoda dari LED yang menentukan tingkat kecerahan dari LCD. E. Perancangan maket untuk 16 buah beban lampu. Untuk perancangan maket, bahan-bahan yang digunakan berupa triplek dengan ukuran 143x123x1,5 cm, 16 buah fitting, 16 buah lampu pijar serta bahan pendukung lainnya seperti paku dan sekrub yang dirakit dalam papan triplek. Dalam perancangan gambar dibuat 16 ruangan berupa ruangan rumah yang ditampilkan dalam 2D untuk menempatkan 16 titik lampu. Maket ini dibuat sebagai simulasi dalam pegujian alat nanti. Gambar perancangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Catu Daya Untuk menguji catu daya, dilakukan 5 kali pengukuran pada 3 tegangan keluaran, yaitu tegangan pada driver relay, LCD dan pada mikrokontroler. Untuk pengukuran tegangan dilakukan pengukuran saat diberikan beban. Tujuan dari pengujian catu daya ini adalah untuk mengetahui apakah tegangan dalam pengujian ini dapat menghasilkan tegangan yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu sebesar 16 V untuk rangkaian driver relay, 5V untuk LCD dan 5V untuk mikrokontroler. Hasil pengujian rangkaian catu daya dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dapat dilihat bahwa tegangan keluaran rata-rata dihasilkan adalah sebesar 4,99 V, 5,01 V dan 18,32 yang secara teori seharusnya 5 V pada LCD, 5 V pada mikrokontroler dan 16 V driver relay. Selisih nilai ini dapat disebabkan akibat tingkat akurasi alat ukur yang digunakan, dan kurang idealnya nilai tegangan pada rangkaian yang dipengaruhi tahanan dalam alat ukur yang bertindak sebagai beban tambahan yang didalam perhitungan tidak merupakan variabel yang dihitung serta komponen kapasitor yang dapat menambah tegangan keluarannya. Gambar 10. Maket untuk 16 buah beban lampu B. Pengujian jarak antara transmitter Remote control receiver sensor TSOP 1738 secara LOS line of sight atau tanpa ada halangan. Dalam pengujian ini, masing-masing lampu diuji sesuai dengan jarak yang ditentukan, yaitu pada jarak 111 meter dengan menekan tombol 1-16 pada remote control untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saat melakukan pengujian, sensor dengan remote control diarakan secara tegak lurus 90o dan tanpa terhalang oleh benda-benda apapun LOS. Hasil dicatat dalam tabel 2. V. KESIMPULAN Setelah melakukan pengujian, dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Pada jarak 1-6 meter, kinerja dari pengiriman data dari remote ke sensor berfungsi secara normal, dimana beban lampu menyala sesuai dengan perintah dari remote. 2. Pada jarak 7-10 meter, kinerja dari pengiriman data dari remote ke sensor tidak sepenuhnya berfungsi secara normal, dimana ada beberapa perintah dari remote yang tidak diterima oleh sensor dan juga ada kesalahan baca sensor terhadap perintah dari remote. TABEL I PENGUJIAN CATU DAYA +5V +5V +16V LCD Mikro-kontroler Driver relay 1 4,98V 5,00V 18,38V 2 5,00V 5,01V 18,37V 3 5,00V 5,00V 18,35V 4 5,01V 5,00V 18,24V Pengujian 5 4,99V 5,01V 18,26V Rata-rata 4,99V 5,01V 18,32V TABEL II PENGUJIAN JARAK ANTARA REMOTE CONTROL DENGAN SENSOR. 5 3. Pada jarak > 11 meter, sensor tidak berfungsi dimana perintah dari remote tidak lagi di terima oleh sensor. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] R. Blocher Dasar Elektronika, Andi Yogyakarta 2003. U. Ronald, Perancangan Alat Pendinginan Portable Menggunakan Elemen Peltier, Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2012. D. frank, Petruzella, Elektronik Industri, Yogyakarta Andi. S Rangkuti, Mikrokontroler ATMEL AVR, Bandung Informatika. E. Walewangko, Perancangan Dan Perakitan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler Dengan Notifikasi Hp Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2003. A Winoto, Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung, Informatika, 2010.
Umumnya instalasi penerangan menggunakan saklar manual untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik melalui kabel penghubung. Sistem ini selain kurang efisien juga bisa menimbulkan jatuh tegangan atau rugi-rugi energi bila jarak lampu dengan saklar penghubung agak jauh. Apalagi bila ada sambungan yang longgar, maka bisa mengakibatkan pemanasan yang menimbulkan arus yang berlebihan, bahkan bisa menyebabkan ini bertujuan untuk membuat sebuah alat pengendali lampu penerangan dengan menggunakan infra merah. Remote control infra merah ini dapat menggantikan fungsi saklar yang biasa digunakan pada instalasi penerangan tanpa menggunakan kabel penghubung. Perencanaan alat ini dilakukan dengan menggunakan sinyal data 660 Hz sedangkan sinyal carrier menggunakan frekuensi 40 Khz. Hasil pengukuran osiloskop pada frekuensi data diperoleh pengukuran 666,67 Hz atau terdapat perbedaan sekitar 1,01 %. Kemudian pada pembangkit carrier diperoleh pengukuran frekuensi sekitar 41,67 Khz atau terdapat perbedaan sekitar 4,18 %. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa remote kontrol ini telah berfungsi dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu dapat menghidupkan dan mematikan lampu penerangan tanpa menggunakan saklar biasa. Pengontrolan lampu dapat dilakukan dengan baik sampai pada jarak 9 meter dengan sudut penerimaan 0 – 20 derajat.. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 28 PERANCANGAN REMOTE KONTROL UNTUK MENGENDALIKAN LAMPU PENERANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL INFRA MERAH Sudirman S., Daniel Adutae, Sri Kurniati A. Staf Dosen Sains dan Teknik Undana Kupang Email sridirman daniel_adutae dan sri_kurniatia Abstrak Umumnya instalasi penerangan menggunakan saklar manual untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik melalui kabel penghubung. Sistem ini selain kurang efisien juga bisa menimbulkan jatuh tegangan atau rugi-rugi energi bila jarak lampu dengan saklar penghubung agak jauh. Apalagi bila ada sambungan yang longgar, maka bisa mengakibatkan pemanasan yang menimbulkan arus yang berlebihan, bahkan bisa menyebabkan kebakaran. Paper ini bertujuan untuk membuat sebuah alat pengendali lampu penerangan dengan menggunakan infra merah. Remote control infra merah ini dapat menggantikan fungsi saklar yang biasa digunakan pada instalasi penerangan tanpa menggunakan kabel penghubung. Perencanaan alat ini dilakukan dengan menggunakan sinyal data 660 Hz sedangkan sinyal carrier menggunakan frekuensi 40 Khz. Hasil pengukuran osiloskop pada frekuensi data diperoleh pengukuran 666,67 Hz atau terdapat perbedaan sekitar 1,01 %. Kemudian pada pembangkit carrier diperoleh pengukuran frekuensi sekitar 41,67 Khz atau terdapat perbedaan sekitar 4,18 %. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa remote kontrol ini telah berfungsi dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu dapat menghidupkan dan mematikan lampu penerangan tanpa menggunakan saklar biasa. Pengontrolan lampu dapat dilakukan dengan baik sampai pada jarak 9 meter dengan sudut penerimaan 0 – 20 derajat.. Abstract Generally installation of lighting applies manual switches to turn-on and turn-off the light electricity through connection cable. This system besides less efficiently also able to generate voltage shoot or losses energy if lamp distance with rather far linkage switches. More than anything else if there are any diffuse joint, hence can result heating generating over current, even can cause burning. This paper aim to make a controller device by using infrared. Remote infrared control can replace function of switches that is commonly use at installation of lighting without using connection cable. Planning of this device done by using data signal 660 Hz while signal carrier applies frequency 40 Khz. Result of gauging of oscilloscope at data frequency is obtained by gauging of 666,67 Hz or there is difference around %. Then at generator carrier is obtained by gauging of frequency around Khz or there is difference around %. Result of assaying of device indicates that remote control has functioned carefully as according to what planned, that is can turn-on and tirn-off lighting without using switches. Lamp controller can be put accross comes up with distance 9 meter with acceptance angle 0 - 20 degrees. Keywords Control Remotes, Lamps Installation, Red Infra Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 29 1. Pendahuluan Umumnya instalasi penerangan menggunakan saklar manual untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik melalui kabel penghubung. Sistem ini selain kurang efisien juga bisa menimbulkan jatuh tegangan atau rugi-rugi energi bila jarak lampu dengan saklar penghubung agak jauh. Apalagi bila ada sambungan yang longgar, maka bisa mengakibatkan pemanasan yang menimbulkan arus yang berlebihan, bahkan bisa menyebabkan kebakaran. Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang elektronika telah memberikan keuntungan, yaitu membuat aktifitas manusia menjadi lebih mudah dan praktis, sekaligus juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu teknologi elektronika yang membuat aktifitas manusia lebih mudah dan praktis adalah pengendalian tanpa kabel atau remote control. Beberapa penelitian terdahulu telah banyak merancang remote control untuk pengendalian aplikasi listrik seperti penggunaan sinyal DTMF [1], mikrokontroller [2], [3], Infra Merah dan kombinasi mikrokontroler [4], bahkan dengan menggunakan Bluetooth [5] . Umumnya pengendalian remote control pada peralatan / piranti listrik banyak menggunakan infra merah, karena tidak dipengaruhi oleh gelombang radio. Infra merah adalah gelombang elektromagnetik yang tidak dapat ditangkap mata, dengan panjang gelombang antara 0,78 m sampai 1mm. Daerah infra merah mulai dari perbatasan sinar merah yang dapat tertangkap mata sampai ke dalam gelombang mikro. Sinar infra merah dapat ditangkap melalui pelat-pelat fotografis khusus [6] . 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan eksperimen dengan tahapan sebagai berikut a. Studi literatur yaitu mempelajari teori-teori yang mendukung perancangan dan pembuatan alat b. Perancangan blok diagram dan pembuatan skema rangkaian yang mengacu pada blok diagram alat. c. Pembuatan alat - Merencanakan tata letak komponen dan lay out rangkaian. - Mencetak layout rangkaian ke papan PCB Printed Circuit Board. - Perakitan komponen pada PCB. d. Pengujian alat - Melakukan pengukuran dan pengujian untuk mengetahui sistem kerja pada beberapa blok rangkaian dengan menggunakan Osiloskop, Frekuensi Counter dan Multimeter - Melakukan pengujian aplikasi alat pada lampu penerangan. Desain Perangkat Keras Gambar 1. Diagram Instalasi Penerangan dengan Denggunakan Infra Merah Berdasarkan Gambar 1, maka dibutuhkan suatu peralatan sebagaimana lazimnya digunakan dalam instalasi listrik seperti a. Suatu pemutus dan penghubung jalur sebagai pengganti saklar lampu dan kabel dengan relai. b. Untuk membuat relai bekerja dibutuhkan suatu remote infra merah dan penerima remote infra merah dan pengontrol relai. c. Catuan tegangan yang baik agar penerima remote infra merah, pengontrol relai dan relainya dapat bekerja. Dari alur di atas maka dibuatlah blok diagram alat seperti pada Gambar 2 Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 30 Gambar 2. Blok Diagram Alat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pengujian Pada Pembangkit Frekuensi Data Pada blok ini dilakukan pengukuran menggunakan frekuensi Counter tipe GFC-8010G dan pengamatan sinyal menggunakan Osiloskop tipe GOS 622G. Gambar 3 Rangkaian Pengujian pada Pembangkit Frekuensi Pengukuran dilakukan pada astabil pembangkit frekuensi data yaitu, dengan menghubungkan kanal frekuensi counter ke output kaki 3 IC555 dari astabil pembangkit sinyal data dan melakukan penyetelan VR2 sehingga didapatkan tampilan 660 Hz pada frekuensi counter. Kemudian menghubungkan kanal osiloskop ke output tersebut kaki 3 IC555 dan mengamati bentuk gelombang sinyal data pada tampilan osiloskop. Hasil pengamatan ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4 Bentuk Gelombang Sinyal Data 2 Pengujian Pada Pembangkit Frekuensi Carrier Pengukuran dilakukan pada astabil pembangkit frekuensi carrier yaitu, dengan menghubungkan kanal frekuensi counter ke output kaki 3 IC555 dari astabil pembangkit sinyal carrier dan melakukan penyetelan VR1 sehingga didapatkan tampilan 40 KHz pada frekuensi counter. Kemudian menghubungkan kanal osiloskop ke output tersebut kaki 3 IC555 dan mengamati bentuk gelombang sinyal data pada tampilan osiloskop. Hasil pengamatan ditunjukkan pada Gambar 5. Pembangkit frekuensi carrier Pembangkit frekuensi Data Merah Infra Merah dan Titik Pengujian sinyal carrier Titik Pengujian sinyal data Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 31 Gambar 5. Bentuk Gelombang Sinyal Carrier 3. Pengujian Pada Modulator Pengujian pada blok ini dilakukan dengan menghubungkan kanal osiloskop untuk mengamati bentuk sinyal modulasi dengan titik pengujian pada kaki 3 output NAND-1 dan kaki 10 output NAND-2 IC 4093. Gambar 6. Rangkaian Pengujian pada Modulator Hasil pengamatan sinyal modulasi pada tampilan osiloskop dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Bentuk Gelombang Output NAND-1 Hasil pengujian pada kaki 3 terlihat adanya proses modulasi sinyal carrier dan sinyal data . Pada saat data berlogika 0 sinyal carrier diteruskan. Selanjutnya dilakukan pengujian pada kaki 10. Dari pengujian yang dapat dilihat pada Gambar 8 adanya proses pembalikan oleh gerbang NAND-2. Dari pembalikan ini terlihat bahwa di dalam sinyal data yang berlogika 1 terdapat sinyal carrier dengan frekuensi yang tinggi. Sinyal inilah yang akan dipancarkan oleh LED infra merah. Gambar 8. Bentuk Gelombang Output NAND-2 4. Pengujian pada filter Pengujian pada Lowpass Filter Pengujian ini untuk mengetahui apakah rangkaian lowpass filter dapat meredam sinyal carrier dan melewatkan sinyal data yaitu dengan menghubungkan kanal Osiloskop pada keluaran filter lowpass dan mengamati sinyal keluaran tersebut. Rangkaian pengujian pada filter dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Rangkaian Pengujian pada Filter Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 32 Gambar 10. Bentuk Gelombang Sinyal Output Lowpass Filter Dari pengujian diketahui bahwa, hanya frekuensi data yang dilewatkan oleh rangkaian filter lowpass. Pengujian pada Tone Decoder Pengujian ini untuk mengetahui output tone decoder, yaitu dengan memasang LED pada output tone decoder dan mengukur tegangan output dengan voltmeter tipe HELES SP-38D. Jika tone decoder tidak mendeteksi sinyal data maka outputnya high LED on dan jika mendeteksi sinyal data outputnya low LED off. Hasil pengujian dan pengukuran adalah sebagai berikut - Pada saat tone decoder tidak mendeteksi sinyal data, LED terlihat on. Tegangan keluaran yang terukur oleh Voltmeter terbaca 4,84 volt.\ - Dengan mengaktifkan transmitter sambil melakukan penyetelan pada VR3 diperoleh keluaran low, yaitu LED off. Dari penyetelan VR3 diperoleh keluaran low, yaitu LED off dengan tegangan low terukur pada voltmeter sebesar 0,32 volt. Dari pengujian ini diketahui bahwa tone decoder dapat berfungsi. 5. Pengujian Pada Flip-Flop Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui output filp-flop dengan memasang LED pada output flip-flop. Gambar 11. Rangkaian Pengujian pada Flip-Flop Dari Gambar 11, maka jika flip-flop mendapat input high maka outputnya akan low dan jika flip-flop mendapat input low maka outputnya akan high. Dari pengujian diketahui bahwa flip-flop dapat berfungsi yaitu LED off jika flip-flop mendapat input high dan LED on jika flip-flop mendapat input low. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengujian pada beberapa blok, maka dilakukan pengujian aplikasi pada lampu penerangan untuk mengetahui apakah alat ini dapat berfungsi atau tidak. Dari hasil pengujian ini dapat diketahui, bahwa alat ini dapat berfungsi karena lampu dapat dinyalakan dan dihidupkan dengan menekan saklar pada tombol remote control. Untuk mengetahui jarak pengontrolan maksimum yang dicapai oleh remote control, maka dilakukan pengujian dari jarak berbeda dengan sudut penerimaan yang berbeda. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil pengujian jarak pengontrolan dengan sudut penerimaan Sudut Pemancaran Derajat Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Jurnal Media Elektro , Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN 9772252- 669007 33 Sudut Pemancaran Derajat Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Tidak ada sinyal Ada sinyal baik Ada sinyal kurang baik Tidak ada sinyal Tidak ada sinyal Tidak ada sinyal Tidak ada sinyal Keterangan 1. Ada sinyal baik 1 pengontrolan relai bekerja 2. Ada sinyal kurang baik 3 sampai 5 pengontrolan relai bekerja 3. Tidak ada sinyal 1 sampai 5 pengontrolan relai tidak bekerja Gambar 12 Pengontrolan dengan Sudut Penerimaan Dari pengujian diketahui bahwa semakin jauh jarak pengontrolan dengan sudut penerimaan yang semakin besar, kualitas pengontrolannya semakin berkurang. Jarak kontrol maksimum yang dicapai adalah 9 meter. 4. Kesimpulan Dari perancangan dan pengujian alat dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut 1. Pengontrolan lampu penerangan yang menggunakan remote control infra merah dapat dibuat dengan cara - Membuat pengirim infra merah dengan cara menumpangkan frekuensi data sebesar 600 Hz kepada frekuensi carrier pembawa sebesar 40 khz. Selanjutnya dimodulasi untuk mendapatkan penguatan dan dikirim melalui lampu infra red. - Membuat penerima infra merah melalui suatu foto detektor, kemudian frekuensi carrier di filter untuk memisahkan frekwensi carrier dan frekuensi data. Selanjutnya frekuensi carrier dibuang dan frekuensi data diteruskan melalui tone decoder untuk mendapatkan kembali sinyal data sebesar 600 Hz. Kemudian sinyal data tersebut diperkuat melalui modulator untuk memicu basis transistor, sehingga transistor dapat mengalirkan arus ke gulungan relai. Jika relai bekerja, maka saklar dapat menghubungkan tegangan dari suplay AC ke lampu. 2. Pengontrolan lampu dapat dilakukan dengan baik pada jarak 9 meter dengan sudut penerimaan 0 – 20 derajat DAFTAR PUSTAKA [1] Pratolo Rahardjo. 2009. Alat Penjadwal On-Off Titik Beban Rumah Tangga Yang Diakses Dengan Telepon DTMF. Jurnal Teknologi Elektro. Vol. 8 No. 2 Juli-Desember 2009. Universitas Udayana. [2] Khakim, Lukman. 2010. Perancangan Remote Control untuk Mengendalikan Kipas Angin Berbasis Mikrokontroler AT90S2313 dan ATmega8. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. [3] Nurhatisyah dan Nasrul Harun. 2008. Perancangan Prototype Kontrol Pemakaian Peralatan Listrik Dengan Remote Control Berbasis Mikrokontroller AT89C51. Percikan. Vol. 91 Edisi Agustus. Poltek Negeri Padang. [4] Viky Surya Abadi. 2009. Perencanaan dan Pembuatan Remote Control Lampu dan Peralatan Elektornika Rumah Home Remote Control Secara Wireless RF Berbasis Mikrokontroller PIC. Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas Muhammadiyah Malang. [5] IyusIrwanto. 2009. Perancangan Sistem Hp Client untuk Aplikasi Remote Control Pc Berbasis Bluetooth. Tugas Akhir, Teknik informatika Fakultas Teknologi Informasi ITS. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Inframerah adalah teknologi nirkabel yang banyak digunakan dan mudah diimplementasikan yang memiliki banyak aplikasi berguna. Contoh paling menonjol dalam kehidupan sehari-hari adalah remote control TV. Radiasi inframerah merupakan suatu bentuk cahaya yang mirip dengan cahaya yang kita lihat di sekitar kita. Satu-satunya perbedaan antara cahaya IR dan cahaya tampak adalah frekuensi dan panjang gelombangnya. Frekuensi dan panjang gelombang inframerah berada di luar jangkauan cahaya tampak. Sistem komunikasi inframerah membutuhkan pemancar IR dan penerima IR. Untuk mencegah noise yang mengganggu sinyal IR, teknik modulasi sinyal digunakan. Dalam modulasi sinyal IR, encoder pada remote IR mengubah sinyal biner menjadi sinyal listrik termodulasi. Dalam modulasi sinyal IR, encoder pada remote IR mengubah sinyal biner menjadi sinyal listrik termodulasi. Sinyal listrik ini dikirim ke LED pemancar. Penerima IR kemudian mendemodulasi sinyal lampu IR dan mengubahnya kembali ke biner sebelum meneruskan informasi ke IR Remote Skema RangkaianGambar rangkaian Remote Control InfraredBaca Juga Penyiram Tanaman Otomatis2. Alat / BahanArduino 1 buahBreadboard 1 buahLED dengan warna berbeda 4 buahInfrared Receiver TSOP38238 1 buahResistor 220 1 buahRemote Control Infrared 1 buahGambar Remote yang digunakan3. Sketch Programa. Program Inisialisasi kode/* Program Scan Kode IR dibuat oleh Indobot */ include //Pendeklarasian Library const int RECV_PIN = 7; // Pemilihan Pin OUTPUT dan pendeklarasian variabel IRrecv irrecvRECV_PIN; decode_results results; void setup { //Pengaturan Pin } void loop { //Perulangan Program if { //Pencarian Kode IR HEX; //Penampilan Kode IR } } Jalankan program di atas, kemudian buka terminal serial, lalu tekan masing-masing tombol pada Tombol Remote dan Kode HexadesimalTombolKode HexaCH- 0xFFA25D CH 0xFF629D CH+ 0xFFE21D > 0xFF02FD > 0xFFC23D – 0xFFE01F + 0xFFA857 EQ 0xFF906F 100+ 0xFF9867 200+ 0xFFB04F 0 0XFF6897 1 0xFF30CF 2 0xFF18E7 3 0xFF7A85 4 0xFF10EF 5 0xFF38C7 6 0xFF5AA5 7 0xFF42BD 8 0xFF4AB5 9 0xFF52ADBaca Juga Tombol Cerdas Cermat Arduino Unob. Program kontrol nyala LED/* Program Remote Kontrol IR dibuat oleh Indobot */ include //Pendeklarasian Library const int RECV_PIN = 7; // Pemilihan Pin OUTPUT dan pendeklarasian variabel IRrecv irrecvRECV_PIN; decode_results results; const int redPin = 8; const int bluePin = 9; const int orangePin = 10; const int yellowPin = 11; void setup { //Pengaturan Pin pinModeredPin, OUTPUT; pinModebluePin, OUTPUT; pinModeorangePin, OUTPUT; pinModeyellowPin, OUTPUT; } void loop { //Perulangan Program if { //Pencarian Kode IR /*Kode Perintah Remote*/ switch { case 0xFF30CF //Keypad button "1" digitalWriteredPin, HIGH; delay2000; digitalWriteredPin, LOW; } switch { case 0xFF18E7 //Keypad button "2" digitalWritebluePin, HIGH; delay2000; digitalWritebluePin, LOW; } switch { case 0xFF7A85 //Keypad button "3" digitalWriteorangePin, HIGH; delay2000; digitalWriteorangePin, LOW; } switch { case 0xFF10EF //Keypad button "4" digitalWriteyellowPin, HIGH; delay2000; digitalWriteyellowPin, LOW; } } } Kesimpulan Dalam Project ini, sensor IR menerima pancaran dari remote IR kemudian mendemodulasi sinyal dan mengubahnya kembali ke biner dan diteruskan ke Arduino untuk menjalankan suatu perintah seperti menyalakan LED pada setiap tombol yang telah di program.
rangkaian remote control untuk lampu